Sepasang angsa bersiap meninggalkan danau yang airnya mulai mengering. Seekor kodok memohon untuk bisa ikut dengan mereka pindah ke danau lain. Namun, angsa bingung bagaimana cara membawa si kodok. Si kodok punya ide brilian, "Kalian gigit kedua ujung akar rumput ini, saya akan menggigit bagian tengahnya. Kemudian bawalah saya terbang." Angsa setuju. Mereka pun terbang. Di angkasa, sekelompok burung memuji kecerdikan mereka dan bertanya, "Kalian sungguh cerdik, siapa yang punya ide secemerlang ini?" Si kodok menjawab dengan bangga, "Ide saya." Saat itu terlepaslah gigitannya, ia pun jatuh ke bawah dan mati.
Pujian ibarat pedang bermata dua. Bisa produktif kalau kita sikapi dengan rendah hati; sebagai motivasi dan alasan untuk berbuat lebih baik. Akan tetapi, bisa juga kontraproduktif kalau kita sikapi dengan besar kepala; sebagai bentuk kemenangan dan kebanggaan diri. Maka, penting sekali menyikapi pujian dengan penguasaan diri. Tanpa penguasaan diri kita akan mudah dimabukkan oleh pujian. Mabuk pujian awal kehancuran. Seperti yang terjadi pada si kodok.
Penguasaan diri adalah bagian dari hidup yang dipimpin Roh. Sedangkan gila hormat dan mabuk pujian adalah bagian dari hidup yang dipimpin daging. Hidup yang dipimpin Roh berbuahkan hal-hal yang indah (ayat 22,23), sebaliknya hidup yang dipimpin daging berbuahkan hal-hal yang buruk (ayat 19-21). Seseorang yang menjadi milik Kristus, ia telah menyalibkan dagingnya (ayat 24). Itu berarti, ia juga harus selalu menguasai dirinya. Termasuk ketika menerima pujian
Sumber: RH--_AYA
TERIMALAH PUJIAN SEBAGAI PENGUATAN BAHWA
KITA DAPAT MELAKUKAN HAL YANG MENYENANGKAN TUHAN DAN SESAMA
Ayat Alkitab: Galatia 5:16-26
16. Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. 17. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging-karena keduanya bertentangan sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. 18. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. 19. Perbuatan daging telah nyata, yaitu:
percabulan,
kecemaran,
hawa nafsu,
kecemaran,
hawa nafsu,
20. penyembahan berhala,
sihir,
perseteruan,
perselisihan,
iri hati,
amarah,
kepentingan diri sendiri,
percideraan,
roh pemecah,
sihir,
perseteruan,
perselisihan,
iri hati,
amarah,
kepentingan diri sendiri,
percideraan,
roh pemecah,
21. kedengkian,
kemabukan,
pesta pora dan sebagainya.
Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu-- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. 22. Tetapi buah Roh ialah:
kemabukan,
pesta pora dan sebagainya.
Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu-- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. 22. Tetapi buah Roh ialah:
kasih,
sukacita,
damai sejahtera,
kesabaran,
kemurahan,
kebaikan,
kesetiaan,
sukacita,
damai sejahtera,
kesabaran,
kemurahan,
kebaikan,
kesetiaan,
23. kelemahlembutan,
penguasaan diri.
Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. 24. Barang siapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. 25. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh 26. dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.
penguasaan diri.
Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. 24. Barang siapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. 25. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh 26. dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar